Home Sekolah Unit Perpus
Unit Perpus

SADEWA

Sadewa adalah putra bungsu dari Pandawa Lima,
memiliki sifat cerdas, satria, setia, jujur dan welas asih.

Kemampuannya yang paling menonjol
yaitu mampu mengingat setiap isi buku yang telah dibacanya.

Pengantar.


Pada tanggal 01 Nopember 2007, Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan disahkan, dengan berlakunya undang-undang ini diharapkan agar keberadaan perpustakaan benar-benar menjadi wahana pembelajaran sepanjang hayat dan wahana rekreasi ilmiah. Selain itu, juga menjadi pedoman bagi pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan di Indonesia sehingga perpustakaan menjadi bagian hidup keseharian masyarakat Indonesia.
Didalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 43 / 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Seperti halnya manusia purba yang mulai menggores dinding gua tempat mereka tinggal, sebenarnya mereka mulai merekam pengetahuan untuk diingat dan disampaikan kepada pihak lain. Mereka menggunakan tanda atau gambar untuk mengekspresikan pikiran dan/atau apa yang dirasakan serta menggunakan tanda-tanda dan gambar untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Waktu itulah eksistensi dan fungsi perpustakaan mulai disemai. Penemuan mesin cetak, pengembangan teknik rekam, dan pengembangan teknologi digital yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mempercepat tumbuh kembangnya perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan menjadi semakin kompleks. Dari sini awal mulai berkembang ilmu dan teknik mengelola perpustakaan.
Perpustakaan sebagai sistem pengelolaan rekaman gagasan, pemikiran, pengalaman dan pengetahuan umat manusia, mempunyai fungsi utama untuk melestarikan hasil budaya umat manusia tersebut, khususnya yang berbentuk dokumen karya cetak dan karya rekam lainnya, serta menyampaikan gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia kepada generasi-generasi selanjutnya. Sasaran dari pelaksanaan fungsi ini adalah terbentuknya masyarakat yang mempunyai budaya membaca dan belajar sepanjang hayat.
Disisi lain, perpustakaan berfungsi untuk mendukung Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan kebudayaan

 

Latar belakang  :


Perpustakaan  di Sekolah Kuncup Melati telah dimulai sejak tahun 1989, tetapi setelah muncul beberapa kendala,  perpustakaan tidak  berfungsi dengan baik,  hal itu antara lain dikarenakan :
1. Perpustakaan dibuka pada jam istirahat sekolah yaitu jam 11.00 –      11-15.
2. Pustakawan adalah guru kelas yang karena kesibukan mengajar sehingga tidak dapat menangani perpustakaan.
3. Pustakawan kurang mempromosikan buku perpustakaan.
4. Guru-guru tidak rutin memberi tugas kepada peserta didik pada jam belajar kelas untuk ke perpustakaan dalam mencari referensi.
5. Guru-guru jarang mengunjungi perpustakaan.
6. Jumlah dan koleksi buku-buku yang tersedia masih sangat terbatas.
7. Ruangan perpustakaan sangat sempit dengan ukuran luas  ± 18 m2.
Jadi secara tegas perpustakaan di sekolah ini sudah menjadi gudang buku, padahal perpustakaan seharusnya menjadi  jantung sekolah. Citra perpustakaan yang selama ini hanya sebagai gudang buku perlu segera dihilangkan, perpustakaan harus segera ditata ulang agar berkembangkan menjadi suatu perpustakaan yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat baca bagi para pemustaka.apat meningkatkan minat baca bagi para pemustaka.
Foto  gedung  sekolah  dan  ruang  perpustakaan  :



Nama  Sekolah : TK  –  SD  Kuncup  Melati.
Alamat  Sekolah : Gang Lombok No. 60  Semarang   (50137)
Telp : 024 - 3561070, HP. 0888 0249 7288
Status Sekolah : Swasta.
Visi Sekolah : Menjembatani kesenjangan sosial-budaya masyarakat demi terwujudnya putera-puteri bangsa yang cerdas dan berbudi pekerti luhur.
Misi Sekolah : 1. Menyelenggarakan pendidikan tanpa dipungut biaya/gratis.
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa agar berprestasi.
3. Mencerdaskan dan membentuk pribadi yang berbudi luhur.
4. Melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa melalui
pendidikan.
Pengajar : Kepala SD, Kepala TK dan  15 orang guru.
Peserta didik : 68 siswa TK  dan  177 siswa SD
Nama Perpustakaan : “   S A D E W A “
Jenis perpustakaan : Perpustakaan Sekolah
Tujuan : 1.  Menumbuhkan budaya belajar dan gemar membaca.
2.  Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
3.  Melatih keterampilan membaca dengan cepat dan baik.
4.  Mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan nasional.
Sasaran : Para guru dan peserta didik  TK – SD Kuncup Melati.
1.  Edukatif.
Perpustakaan menyediakan buku yang sesuai dengan kurikulum yang dapat mengembangkan minat dan apresiasi pemustaka dan dapat pula menunjukan cara menggunakan serta memelihara
buku.
2.   Informatif.
Perpustakaan menyediakan buku yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan.
3.   Rekreatif.
Perpustakaan dapat juga dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi anak-anak dengan menyediakan buku-buku yang bersifat rekreasi.
Letak Perpustakaan : Lantai   III   Gedung Sekolah Kuncup Melati
Luas Ruangan : ±  18 m2.

 

STRUKTUR ORGANISASI

Setiap bidang didalam struktur organisasi merupakan rangkaian kesatuan yang mempunyai tugas berbeda-beda, setiap bidang bertugas sebagai berikut :

1. Penanggung Jawab bertugas untuk merumuskan kebijakan yang dibantu pelaksana harian dan bekerjasama  serta membina hubungan sinergis dengan stakeholder; perpustakaan umum, pusat informasi, pusat arsip.
2. Pelaksana Harian melakukan pekerjaan manajemen :
Membuat perencanaan.
Pengorganisasian.
Penggoordinasian.
Pengawasan
Pengembangan
Program kegiatan.
3. Bidang Teknis
Pembinaan koleksi.
Pengolahan  bahan pustaka meliputi klasifikasi dan perlengkapan pustaka.
Inventaris.
Perawatan.
4. Bidang Pelayanan
Layanan sirkulasi.
Layanan referensi.
Pelaporan.

 

 

PERPUSTAKAAN  SADEWA  DIMASA  DEPAN

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada dalam sekolah, sebagai sebuah jasa untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi kepada semua anggota komunitas sekolah mulai dari peserta didik, guru, staf, komite sekolah dan orang tua murid. Perpustakaan sekolah  diselenggarakan dengan memberikan layanan kepada pemustaka untuk meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan.
Koleksi perpustakaan sekolah adalah kumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah terpilih sesuai dengan program pendidikan sekolah, mencakup dan menunjang semua bidang pembelajaran, memberikan pengetahuan umum yang sesuai dengan tingkat kecerdasan, kemampuan baca, perkembangan jiwa para peserta didik dan tuntutan profesi guru.

Dalam pendidikan, perpustakaan menjadi jantung sekolah. Sebagaimana fungsi jantung dalam tubuh, perpustakaan sangat menentukan sehat tidaknya sistim pendidikan sekolah. Apabila jantung tidak berfungsi, akan mengakibatkan kelumpuhan. Sekolah yang tidak memiliki perpustakaan sama halnya seperti tubuh yang tidak memiliki jantung. Salah satu faktor penyebab buruknya kualitas pendidikan adalah tidak menjadikan perpustakaan sebagai jantungnya sekolah. Maka untuk menjadikan perpustakaan sebagai jantung sekolah diperlukan komitmen yang kokoh dari kepala sekolah, guru, pustakawan dan pengurus yayasan. Mereka harus memiliki persepsi dan paradigma yang sama tentang pentingnya perpustakaan dalam pendidikan. Perpustakaan harus mempunyai program atau kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan. Kalau perpustakaan diibaratkan sebagai jantung maka program adalah nyawanya. Program atau kegiatan diprioritaskan untuk menarik minat siswa pada bahan bacaan serta meningkatkan minat baca siswa. Indikator keberhasilan sebuah program perpustakaan adalah meningkatnya dinamika minat baca dan kebiasaan membaca para siswa.

Peran kepala sekolah dan guru dalam perpustakaan.

Peran kepala sekolah sangat menentukan maju mundurnya status pendidikan sekolah. Visi dan misi sekolah adalah tanggung jawab kepala sekolah. Dalam praktiknya, kepala sekolah merupakan manajer dan sekaligus sebagai penanggung jawab keseluruhan program sekolah yang dilaksanakan.
Peran seorang guru apabila masih bertumpu pada pandangan bahwa buku ajar merupakan sumber belajar yang penting dan bahwa kelas merupakan satu-satunya sentra dan pengawasan terhadap aktivitas pembelajaran, maka keberadaan perpustakaan menjadi percuma. Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan untuk menyediakan informasi bagi dirinya guna memperluas pengetahuan dalam metodologi pembelajaran dan mempunyai gagasan bahwa perpustakaan dapat dijadikan kelas atau minimal menjadi mitra dalam pembelajaran dalam kelas.
Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan hal yang penting dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja sama untuk mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran peserta didik.

Pustakawan.

Definisi pustakawan menurut The International Federation of Library Associations (IFLA) adalah pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah, berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.
Peran pustakawan ialah memberikan sumbangsih pada visi dan misi sekolah, termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi perpustakaan sekolah. Dalam bekerja sama dengan manajemen sekolah, pustakawan harus ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik cetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah harus mampu memenuhi kebutuhan komunitas sekolah. Disamping itu, pustakawan hendaknya memimpin kampanye membaca dan promosi bacaan anak, media dan budaya.
Kompetensi seorang pustakawan sangat berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan kepada peserta didik. Dan sebaliknya, secara tidak langsung peserta didik juga banyak dipengaruhi sikap dan perilaku pustakawan sekolah. Berhubung dengan masalah pelayanan yang diberikan, hendaknya seorang pustakawan juga memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang preferensi peserta didik. Hal ini diperlukan untuk menentukan kualitas koleksi dan juga pelayanan yang diberikan.

Pemustaka.

Pemustaka sekolah yang terutama terdiri dari para guru dan para peserta didik disamping kelompok lain seperti administrator, komite sekolah maupun orang tua murid. Didalam perpustakaan,  peserta didik dipersiapkan untuk menerima perubahan dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada murid (from teacher centered to student centered), disini peserta didik lebih banyak terlibat dalam pembelajaran dan guru bertindak sebagai fasilitator dan perpustakaan berubah dari peran sebagai layanan penunjang menjadi mitra proses pembelajaran.
Pemustaka akan mendapatkan pelayanan dengan prinsip demokratisasi informasi, artinya dalam melakukan berbagai kegiatan tidak dibedakan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun status-status lainnya. Pemustaka akan mendapatkan layanan yang dinamakan layanan sirkulasi, layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota perpustakaan untuk meminjam bahan perpustakaan yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Layanan ini hanya diberikan kepada pemustaka yang sudah terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Selain itu, juga diberikan layanan jam perpustakaan untuk membaca di lingkungan perpustakaan sekolah selama jam belajar di sekolah. Kegunaannya adalah memberikan fasilitas bagi komunitas sekolah untuk mendapatkan informasi sebagai bahan referensi. Layanan ini hanya berlaku bagi pemustaka yang belum menjadi anggota perpustakaan. Pemustaka juga diberikan layanan referensi yaitu pelayanan bimbingan dalam menggunakan koleksi referensi dan memberikan informasi dengan tepat dan cepat.

Program Perpustakaan.

Program pengembangan perpustakaan yang disusun merupakan bagian yang sangat penting untuk membentuk siswa menjadi pembelajar. Program perpustakaan sekolah berisi aktivitas belajar yang terencana demi mendukung kurikulum sekolah. Untuk merealisasikan program pengembangan tersebut, saat ini perpustakaan sekolah masih menghadapai beberapa kendala yang terutama adalah kurangnya koleksi buku-buku yang memenuhi standar perpustakaan sekolah. Program kerja pendidikan 2009/2010 menempatkan perpustakaan sebagai wahana pembelajaran yang penting, oleh karena itu untuk mengembangkan perpustakaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Program kerjasama dengan Instansi Pemerintah.

Mobil Pintar : pada tanggal 10 Pebruari 2009 dengan kehadiran Mobil Pintar dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang yang dipimpin langsung oleh Bapak Bimbong Yogatama, SH dan dihadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Ibu Sinto Sukawi Sutarip, ST. Selanjutnya secara berkala setiap bulan pada hari Rabu, minggu kedua, Mobil Pintar akan kembali hadir untuk mendukung pengembangan perpustakaan sekolah.

Kehadiran Ibu AKP Nuraeni, SH beserta dengan jajarannya dari Unit Dikyasa Polwiltabes Semarang, dalam program Polisi Sahabat Anak, dengan membagikan buku-buku panduan mewarna tentang rambu-rambu lalu lintas kepada murid-murid TK Kuncup Melati. Acara ini dihadiri oleh Kasatlantas Bp. AKBP Guritno Wibowo, SH, SIK, MSi. Untuk selanjutnya program ini akan dilaksanakan sebagai program rutin tahunan.

Program kepedulian dan dukungan bagi perpustakaan.

Proses belajar mengajar di sekolah ini dapat berjalan dengan baik atas dukungan dan kepedulian dari semua lapisan masyarakat, seperti Yayasan Sosial, Perkumpulan Sosial, Rumah Sakit, Rotary Club, Bank, tokoh masyarakat, pengusaha, dan media cetak maupun elektronik. Sumbangan koleksi buku-buku perpustakaan masih sangat dibutuhkan agar tercapai tujuan pengembangan perpustakaan sekolah, dengan makin meningkatnya jumlah koleksi buku sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan maka upaya menumbuhkan minat gemar membaca dapat terwujud terutama sejak usia dini. Begitu pula bagi para guru, perpustakaan ini akan sangat mendukung dalam meningkatkan kompetensi mengajar.

Program Pendidikan Pustakawan.

Seminar Perpustakaan : Pada hari Kamis, 28 Mei 2009, sekolah telah memberikan tugas kepada pustakawan sekolah untuk menghadiri Seminar Nasional Perpustakaan dengan tema “Teknologi Informasi di Perpustakaan, Antara Trend dan Kebutuhan”.

Program Gerakan Gemar Membaca.

- Membagikan brosur kepada peserta didik tentang ajakan gemar membaca.
- Guru memberikan tugas kelas untuk mencari informasi di perpustakaan.
- Menginformasikan kepada orang tua murid tentang perpustakaan.
- Mengaktifkan Majalah Dinding sebagai media informasi pendidikan.

Perpustakaan merupakan pusat pendidikan dan pusat peningkatan kualitas diri. Perpustakaan memiliki kekuatan sebagai penggerak untuk pembelajaran yang efektif dan dinamis, baik untuk individu maupun kelompok. Perpustakaan sekolah memiliki peranan yang sangat signifikan untuk mendukung kegemaran membaca dan meningkatan literasi informasi, agar para pemustaka dapat belajar secara independen.

Dukungan dari semua lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk proses pengembangan perpustakaan sekolah Sadewa di TK – SD Kuncup Melati.


Gerakan Gemar Membaca

ayo membaca

 

 


Copyright @ 2010 KhongKauwHwee. Allright Reserved. WebMaster