Home Sekolah Unit Kantin
Message
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
  • PHOCAGALLERY_CATEGORY_IS_UNPUBLISHED
Unit Kantin

Pengantar

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar.
Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ-organ dan sistem tubuh anak.
Kantin berperan penting bukan sekedar sebagai tempat yang berfungsi sebagai pertolongan pertama untuk rasa haus dan lapar, tetapi akan lebih berfungsi sebagai penyedia pangan jajanan bergizi yang mendukung aspek kesehatan para siswa, oleh karena itu komunitas sekolah perlu mengupayakan ketersediaan pangan jajanan di lingkungan sekolah, hal ini untuk mencegah agar anak tidak jajan sembarangan. Pengelola kantin harus lebih memprioritaskan pada ketelitian dalam penyediaan pangan jajanan agar dapat menghindari kejadian seperti misalnya keracunan makanan. Konsumen di kantin sekolah tak lain adalah peserta didik sendiri, sesuai dengan latar belakang mereka yaitu dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, maka kantin sekolah juga menyesuaikan tarif yang dipatok dengan kemampuan uang saku peserta didik.
Saat ini kantin yang terdapat di sekolah Kuncup Melati tidak hanya sebagai sarana peningkatan kesehatan peserta didik agar sehat, cerdas dan berprestasi, namun kantin sekolah melalui pola kantin kejujuran diharapkan sebagai sarana pendidikan akhlak yaitu budi pekerti yang luhur.

RENCANA PENGEMBANGAN KANTIN

Latar belakang

Kantin sekolah telah dimulai tahun 2004, dikelola oleh komunitas sekolah seperti guru dan orang tua murid. Kantin sekolah menempati lokasi terbuka di bawah jendela ruang guru, dengan menggunakan sebuah meja sebagai media penempatan makanan-minuman. Apabila sekolah mendapat kunjungan tamu, kantin ini akan telihat lebih dahulu, hal itu menjadikan pemandangan yang kurang etis, dengan kata lain penempatan kantin ini sama sekali tidak pada tempatnya. Keberadaan kantin ini sungguh sangat ironis, dibandingkan dengan kondisi bangunan sekolah berlantai tiga.
Selama ini fungsi kantin hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rasa haus dan lapar para siswa. Berdesak-desakan, berebut lebih dahulu untuk mendapat makanan-minuman merupakan kejadian biasa tiap harinya. Kantin memang sebagai salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi pada jam istirahat sekolah.
Kesan kantin yang kumuh harus segera dihilangkan, keberadaan kantin harus mendapat perhatian serius dari seluruh komunitas sekolah.

 

 

 

Kantin  Kejujuran


Kantin kejujuran dibentuk oleh Kejaksaan Agung, didukung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Jaksa Agung Bapak Hendarman Supandji, dalam sambutan pada pembukaan kantin kejujuran yang ke 1000 di SMA Negeri 42 Jakarta Timur mengemukakan bahwa “keberadaan kantin kejujuran itu tidak lain untuk memupuk sifat jujur dan mengembangkan budaya malu kepada diri murid dan pendidikan kejujuran itu harus melalui proses, yakni dilatihkan sejak dini”. Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Bapak Eko Soesamto Tjiptadi mengatakan bahwa “kantin kejujuran merupakan media praktik pendidikan kejujuran bagi murid sekolah. Murid akan dihadapkan pada dua pilihan, ingin menerapkan kejujuran hati nuraninya atau tidak”.
Kantin sekolah adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi saat istirahat, ditempat itu terjadi transaksi jual beli, sekalipun nilainya tidak besar namun peluang untuk tidak jujur tetap ada yakni menyebut secara tak jujur jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, misalnya makan tiga pisang goreng dan minum dua es teh, tapi yang dibayarkan  hanya dua pisang goreng dan satu es teh.
Konsep kantin kejujuran sangat bagus dan mempunyai tujuan yang mulia sebagai pendidikan budi pekerti. Kantin kejujuran sebagaimana kantin pada umumnya adalah sebuah tempat di sekolah yang menjual makanan dan minuman seperti kantin pada umumnya, Tapi, ada hal pokok yang membedakan kantin kejujuran dengan kantin biasa, yaitu tiadanya penjaga kantin atau kasir, sehingga pembeli harus mengambil sendiri makanan dan minuman yang diinginkan, lalu menyelesaikannya sendiri pembayarannya. Pembeli meletakan uang tepat sejumlah rupiah yang harus dibayarkan di kotak uang. Jika uangnya lebih besar daripada harga yang harus dibayar, uang kembali diambil sendiri dari kotak uang itu. Dengan demikian kantin kejujuran bisa menjadi ajang pembelajaran generasi muda tentang pentingnya kejujuran terhadap diri sendiri, yang pada akhirnya akan bermuara kepada lahirnya generasi anti korupsi.
Kantin kejujuran akan merefleksi tabiat para siswa yang ada disekolah itu. Jika kantin kejujuran tidak bertahan lama karena bangkrut, bisa dipastikan para siswa di sekolah ini tidak tidak berlaku jujur. Sebaliknya, kantin kejujuran akan semakin maju saat semua siswa memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariannya.
Pendirian kantin kejujuran di TK – SD Kuncup Melati merupakan bentuk pendidikan budi pekerti yang merupakan pilar pendidikan di sekolah ini dan wajib diajarkan sejak usia dini. Diharapkan dengan adanya kantin kejujuran ini dapat menanamkan sifat kejujuran pada para siswa agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.

KANTIN  KEJUJURAN

Apa  itu  kantin  kejujuran  ?

Kantin ini sama dengan kantin pada umumnya, tetap menyediakan kebutuhan makanan kecil dan minuman, namun di kantin ini terdapat perbedaan yaitu tanpa ada pelayan yang melayani pembeli, tanpa ada tawar menawar harga, semua harga sudah ditulis pada lembar daftar menu.
Jadi di kantin ini para siswa mengambil sendiri, membayar sendiri dan bila ada sisa uang pembayaran, mengambil uang kembalian sendiri. Di kantin jenis ini, para murid diharapkan tidak menerapkan prinsip 3 – 2 – 1.

Apa  itu  prinsip  3 – 2 – 1  ?

Mohon jangan membayangkan kalau ini formasi tim olah raga atau tim sepak bola atau basket, karena prinsip ini cuma berbunyi            “ makan  3  –  ngaku  2  –  bayar  1 “.
Prinsip ini adalah semacam kebiasaan siswa-siswi mbeling yang kalau makan dan minum di kantin selalu berusaha untuk menerapkan prinsip ekonomi “dengan usaha sekecil-kecilnya, mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya” atau dengan kata lain “kalau bisa ngemplang, kenapa harus bayar . . . ?”
Jadi, siswa-siswi memang perlu diajari soal kejujuran agar kelak jadi anggota masyarakat yang terhormat, mereka tidak lagi berusaha ‘ngemplang’ dan sabet sana-sini. Pelajaran kejujuran ini harus dimulai dari sekolah. Ide tentang kantin kejujuran tersebut sangat menarik, sehingga banyak diadopsi dimana-mana dan dianggap sebagai sebuah solusi untuk mendidik manusia Indonesia yang terkenal   ‘ndableg poll‘ terutama dalam soal . . . korupsi.

 

 


Copyright @ 2010 KhongKauwHwee. Allright Reserved. WebMaster